HALO JEPARA – Ungaran Kabupaten Semarang kembali viral di media sosial.
Jika sebelumnya, Ungaran viral karena aksi arogan pengurus Pemuda Pancasila (PP) bernama Wisnu dengan ucapannya “Kowe Anake Sopo” dan “Meh Dadi Jagoan”, kini media sosial kembali dihebohkan dengan ulah getok harga yang dilakukan pedagang di Alun-alun Lama Ungaran.
Aksi getok harga pedagang ini mencuat setelah diungkap oleh akun TikTok @aries.girl. Ia membagikan pengalamannya saat makan di sebuah warung tenda yang berjualan makanan olahan kambing di Alun-alun Ungaran Lama.
Pada Kamis (25/7/2024) malam, pemilik akun beserta kerabatnya dari Yogyakarta yang dalam perjalanan mampir ke Alun-alun Lama Ungaran Kabupaten Semarang.
“Rombongan tiga mobil dengan plat luar kota, orang dewasanya 11 orang anak kecilnya tiga. Tapi yang makan cuma enam orang, sisanya jalan-jalan keliling alun-alun sama jajan sosis bakar sama cappucino cincau,” ujarnya.
Setelah sampai di Alun-alun Lama Ungaran, rombongan sempat memilih tempat makan, dan berkeliling. Kemudian pilihan jatuh di warung tenda ‘Gotong Royong’ dengan pertimbangan dekat dengan tempat parkir mobil.
Mereka kemudian memesan tujuh porsi makanan yang terdiri dari sate tiga porsi, tongseng empat porsi, dan nasi enam porsi. Selain itu juga tiga minum, satu jeruk dan dua teh.
Saat membayar, aries.girl merasa kaget karena tanpa perincian harga per porsi, diminta membayar Rp 536.000.
“Dengan harga segitu, saya merasa ada yang janggal,” ungkapnya.
“Karena itu, saya lalu meminta perincian harga dan nota. Ada bapak baju hitam yang kebingungan, lalu berbisik menanyakan harga dengan rekannya yang memasak,” paparnya.
Saat dirinya komplain pedagang tersebut dengan santai mengembalikan uang Rp 50.000 dari pembayaran Rp 536.000.
“Saya juga menunggui konsumen lain yang makan, ternyata untuk satu porsi sate lengkap dengan nasi dan es teh, harganya Rp 45.000, sedang saya sate Rp 60.000,” terangnya.
“Apa karena saya pakai mobil plat luar kota, lalu harga makanan bisa dinaikkan seenaknya. Sebetulnya saya berharap itikad baik dan klarifikasi dari pedagang tersebut, tapi ternyata mereka hanya diam, seakan mengiyakan perbuatan mereka sendiri,” paparnya.
Dia berharap Pemerintah Kabupaten Semarang untuk menindaklanjuti pengalamannya yang dialaminya karena sudah meresahkan.
“Mengingat setiap warung untuk taman atau tempat kunjungan bermain harus ada price list agar terhindar dari oknum nakal,” kata dia.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha menyesalkan perilaku pedagang yang “ngepruk” harga diduga karena pembeli menggunakan mobil pelat luar kota. Ngesti mengaku mendapat informasi mengenai kejadian tersebut melalui Direct Message (DM) di akun Instagram miliknya.
Curhatan pembeli yang dipatok harga mahal oleh pedagang tongseng di Alu-alun Lama Ungaran ini pun viral setelah diunggah pemilik akun @aries.girl.
“Karena itu, saya minta para pedagang jangan seperti itu, kalau ada pembeli yang dilayani dengan harga yang normal, harga umum untuk semua,” jelasnya saat ditemui di komplek kantor Bupati Semarang, Senin (29/7/2024).
Ngesti menyebut, pedagang yang mematok harga mahal akan memengaruhi banyak hal.
Salah satunya, membuat pembeli khawatir saat akan membeli makanan di Alun-alun Lama Ungaran dan merugikan pedagang lain karena bisa membuat sepi pengunjung.
“Kasihan pedagang yang lain, akan merasakan dampaknya, pasti sepi,” ujarnya.
Ngesti mengungkapkan, Kabupaten Semarang adalah daerah tujuan wisata dan mengandalkan kunjungan wisatawan dari daerah lain.
“Saya akan minta kepada Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Semarang untuk memberi pemahaman dan pembinaan kepada pedagang,” kata Ngesti.
Selain itu, Ngesti juga mengimbau para pedagang untuk memasang daftar menu disertai harga. Tujuannya agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan saat transaksi.
Artikel ini diolah dari Kompas.com