SATSET, Bupati Cek Lokasi Kebakaran  Parkiran Pekerja HWI, Pastikan Hak Korban Terpenuhi

SATSET, Bupati Cek Lokasi Kebakaran  Parkiran Pekerja HWI, Pastikan Hak Korban Terpenuhi
SATSET, Bupati Cek Lokasi Kebakaran  Parkiran Pekerja HWI, Pastikan Hak Korban Terpenuhi

HALO JEPARA – Bupati Jepara, Witiarso Utomo, mengunjungi lokasi kebakaran di area parkiran dan warung kawasan PT Hwaseung Indonesia (HWI) di Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, Selasa (06/05/2025).

Insiden yang terjadi sekitar pukul 14.30 WIB pada Senin (05/05/2025) tersebut menghanguskan empat warung dan merambat ke area parkiran motor. Ada ratusan sepeda motor yang hangus terbakar dalam insiden ini.

Diduga kebakaran terjadi akibat ledakan kompor di warung yang merembet ke warung lainnya. Dan akhirnya juga menghanguskan lokasi parkir sepeda motor.

Dalam kunjungannya, Bupati Witiarso menyampaikan keprihatinan sekaligus menekankan pentingnya penataan ulang kawasan usaha dan parkiran.

LIHAT JUGA :  Bupati Jepara Serahkan Alsintan Rp1,1 Miliar ke 17 Kelompok Tani, Dukung Ketahanan Pangan

“Kita akan melakukan sosialisasi, tidak hanya soal penggunaan kompor, tapi juga pentingnya memahami regulasi jarak antara warung dan area parkir. Semua harus ada aturan dan penataan yang jelas agar kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar Bupati.

Pemerintah Kabupaten Jepara saat ini sedang mengidentifikasi korban yang mengalami kerugian, termasuk pemilik motor yang terbakar. Diketahui, sekitar 107 unit sepeda motor hangus dalam kejadian tersebut.

“Kami berkomunikasi dengan para pemilik motor, mengecek apakah kendaraan mereka diasuransikan atau tidak. Upaya itu juga sekaligus untuk memastikan agar mereka mendapatkan haknya. Sementara para pelaku usaha juga kami dorong untuk menunaikan kewajibannya, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,” tambahnya.

LIHAT JUGA :  DPRD - Pemkab Jepara Sepakat APBD 2025 Rp 2,51 Triliun, Ini Besaran Pos Pendapatan dan Belanja

Sementara itu, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Kabid Damkar) Jepara, Surana, mengungkapkan bahwa keterlambatan informasi menjadi salah satu penyebab kebakaran cepat meluas.

“Kami menerima informasi sekitar 20 menit setelah kejadian. Kalau informasi bisa lebih cepat masuk, kemungkinan bisa lebih tertolong. Kadang masyarakat gugup dan tidak menyimpan nomor darurat, jadi penanganan terlambat,” jelas Surana.

Ia juga menyoroti kondisi lokasi kebakaran yang kurang ideal karena warung dan parkiran menyatu tanpa pembatas. “Ini harus jadi perhatian bersama. Idealnya, warung dan parkiran tidak berada dalam satu area tanpa sekat. Harus ada pemisahan yang jelas,” tandasnya. (*)