HALO JEPARA – Pemerintah Desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara punya cara unik untuk menanggulangi stunting di wilayahnya. Salah satu caranya melalui budidaya ikan lele dengan sistem bioflok yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Lestari.
Ada 8 kolam bioflok yang dikelola BUMDES Lestari dengan kapasitas 35 ribu ekor lele. Dari kolam itu, bisa dipanen 3 ton ikan lele siap konsumsi.
Kepala Desa Bangsri, Sunaryo mengatakan ada sekitar 1 – 2 kuintal lele hasil panenan kolam bioflok yang dibagikan ke posyandu di Desa Bangsri. Langkah itu dilakukan untuk mendukung kampanye gemar makan ikan (Gemari) yang digalakkan pemerintah. Progam ini juga untuk penanggulangan stunting yang memang menjadi salah satu progam prioritas pemerintah.
“Harapannya lewat upaya ini Desa Bangsri bisa bebas stunting. Jadi kita galakkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada setiap keluarga agar gemar makan ikan dari lele itu,” ujar Sunaryo.
Menurut Sunaryo, ikan lele di kola bioflok bisa dipanen 3-4 bulan sekali. Sekali panen bisa mencapai 1 ton atau 1000 kilogram ikan lele.
“Panennya memang lebih cepat dibanding dengan budidaya ikan biasa,” ujarnya.
Sunaryo menjelaskan bahwa budidaya ikan lele dengan sistem bioflok ini berbeda dengan budidaya ikan pada umumnya.
Menurutnya budidaya ini lebih ekonomis, lantaran tidak membutuhkan kolam luas, dan tidak banyak air.
Selain itu, sistem bioflok juga mampu menghemat pakan. Bahkan air limbah dari kolam bioflok ini bisa dimanfaatkan untuk penyiraman tanaman produktif yang bisa ditanam di sekitar kolam.
Seperti di Bumdes Lestari, air limbah lele digunakan sebagai pupuk untuk tanaman cabai.
“Kalau ternak lele pakai sistem bioflok memang lebih mudah. Karena, dengan lahan minim pembudidaya ikan sudah bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa ketika panen raya, hasil dari ikan lele, 80 persen akan dijual dan dipasarkan menjadi olahan yang digemari berbagai kalangan.
Produk makanan olahan dari lele juga beragam. Mulai dari abon dan dijual dalam bentuk froozen food.
“Hasil penjualan ikan lele, 25 persennya akan masuk ke dalam Pendapatan Anggaran Desa (PADes) dan sisanya untuk perputaran pengembangan BUMDes. Jadi manfaatnya banyak termasuk untuk penanggulangan stunting itu,” tandas Sunaryo.