HALO JEPARA- Cerita Gus Baha tentang habaib (jamak dari habib) yang ada di Indonesia. Cerita Gus Baha itu berkaitan dengan runtuhnya Islam di Andalusia Spanyol dan berdirinya kerajaan Islam di Demak Bintoro (kini masuk wilayah Provinsi Jawa Tengah).
Menurut Gus Baha, sejak dulu ulama asal Indonesia memang akrab dengan para habib yang berada di Mekah atau Yaman. Sehingga wajar jika akhirnya banyak habib quthub yang keturunannya berada di Indonesia.
Seperti Sayyid Abdulqadir Assegaf Tuban hingga Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi, ulama besar asal Hadramaut Yaman, pengarang kitab Simtudduror yang keturunannya banyak di Solo.
Gus Baha mengutip cerita yang dikisahkan oleh gurunya KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) Sarang Rembang.
Dulu, pernah ada kerajaan Islam di Benua Eropa, yakni Andalusia Spanyol. Berkat Andalusia, peradaban Islam di muncul di Eropa. Andalusia juga melahirkan ulama top yang dikenal luas di dunia Islam. Mulai dari Ibnu Malik, Imam Qurthuby, Imam Syatibi dan lainnya.
Namun Islam di Andalusia runtuh pada tanggal 1 Januari 1492 M, ketika kota Granada ditaklukkan oleh pasukan Katolik. Kekalahan ini menandai berakhirnya peradaban Islam di Eropa yang eksis selama lebih dari 700 tahun.
“Tapi Pangeran ga terimo nak bumi seng digawe sujud iku kalong. (Alloh tidak terima kalau bumi yang dipakai untuk sujud itu terkurangi),” kata Gus Baha menirukan dawuhe Mbah Moen, dikutip dari akun Ngaji Online, Jumat (3/1/2025).
Gus Baha menambahkan ternyata Alloh SWT berkehendak menggantikan Kerajaan Islam di Andalusia Spanyol. Dan penggantinya adalah kerajaan Islam yang berdiri di wilayah Indonesia yakni Demak Bintoro.
Sejarah menunjukkan Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri pada tahun 1500 M (ada yang menyebut 1478 M). Jika dihitung, waktu berdirinya Kesultanan Demak Bintoro memang berdekatan dengan runtuhnya kerajaan Islam di Andalusia Spanyol.
“Shodaqo Syaikhuna Maimoen. Ketika Indonesia banyak yang Islam, itu tidak sekadar Islam kebanyakan seperti di negara-negara lain, tapi juga melahirkan banyak ulama top yang bisa mengarang kitab seperti jayanya Islam di Andalusia,” ujar Gus Baha.
Pengasuh Ponpes Narukan Sarang Rembang ini mencontohkan Syekh Nawawi Al Bantani, Syekh Mahfudz at-Turmusi, Syekh Muhammad Khotib al Minangkabawi, Syekh Baqir Yogya, Syekh Nur Baqir dan lainnya.
“Shodaqo Syaikhuna Maimoen (benar kata guru kita Mbah Moen). Alloh ga terimo nak bumi seng digawe sujud iku kalong,” tandas Gus Baha.
Berdasar data sejarah, Kesultanan Demak memang menjadi salah satu pelopor penyebaran Islam di Indonesia, khususnya Pulau Jawa. Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah, putra Prabu Brawijaya, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Raden Patah tak sendirian, ia dibantu oleh Walisongo. Kesultanan Demak akhirnya menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam. Kesultanan Demak berhasil mencapai puncak kejayaan pada periode pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546 M). (*)