Dari Jepara hingga Gunung Kidul, ASN Muda Kemenag Ikuti Coaching Inspiratif Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng

Dari Jepara hingga Gunung Kidul, ASN Muda Kemenag Ikuti Coaching Inspiratif Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng
Dari Jepara hingga Gunung Kidul, ASN Muda Kemenag Ikuti Coaching Inspiratif Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng

Dari Jepara hingga Gunung Kidul, ASN Muda Kemenag Ikuti Coaching Inspiratif Widyaiswara Badiklat Hukum Jateng

HALO JATENG- Suasana di ruang widyaiswara Balai Diklat Hukum Jawa Tengah terasa berbeda, Rabu (8/10/2025). Di balik layar monitor, berlangsung coaching aktualisasi dalam rangkaian pelatihan dasar CPNS Kementerian Agama.

Sebanyak 40 peserta ASN muda yang mayoritas guru dan penyuluh agama, tampak antusias mengikuti sesi coaching aktualisasi bersama Dr. Muh Khamdan, Widyaiswara Badiklat Hukum Jawa Tengah, Kementerian Hukum.

Dalam sesi daring dari ruang widyaiswara Balai Diklat Hukum Jawa Tengah, Dr. Khamdan membuka pembelajaran dengan pendekatan yang hangat dan menggugah. Ia tidak datang dengan teori kaku, tetapi dengan kisah-kisah inspiratif tentang perubahan nyata yang dilakukan ASN muda di berbagai daerah.

“ASN itu bukan hanya bekerja untuk menggugurkan tugas, tetapi menjadi pelopor perubahan di lingkungannya,” ujarnya dengan nada mantap.

Coaching kali ini menekankan pentingnya komitmen implementasi nilai BerAKHLAK agar benar-benar hidup di tempat kerja, bukan sekadar slogan pelatihan.

LIHAT JUGA :  Galaxy Coffe Table Asal Jepara Raih Penghargaan Dekranas Award 2025, Nawal Yasin Banggakan Produk Kerajinan Lokal

Empat kelompok peserta, masing-masing berisi sepuluh orang, diberi tantangan untuk merancang aksi perubahan di unit kerja mereka. Tantangan itu bukan sekadar formalitas, tetapi latihan tangguh untuk menanamkan budaya adaptif, inovatif, dan kolaboratif.

Semangat ikhlas beramal dijadikan semboyan yang menuntun setiap langkah mereka.

“Guru dan penyuluh agama adalah ujung tombak pembinaan moral masyarakat. Maka perubahan harus dimulai dari mereka sendiri,” tegas Khamdan.

Kisah-kisah inspiratif pun mengalir. Dari Jepara, Demak, Rembang, Banyumas, hingga Gunung Kidul dan Magelang, peserta berbagi pengalaman bagaimana nilai pengabdian dan keikhlasan dapat menjadi energi perubahan.

Nanik Munadhiroh dari MTsN 5 Demak menuturkan bagaimana ia menggerakkan rekan sejawat untuk memperkuat literasi digital madrasah.

Sementara Nurul Fitriyah dari KUA Karimunjawa Jepara berbagi tentang program bimbingan keluarga sakinah berbasis komunitas nelayan.

Di sisi lain, semangat guru muda seperti Sigit Dwi Nuridha dari MTsN 8 Klaten dan Velly Amalia dari MTsN 4 Rembang menggambarkan wajah baru ASN yang adaptif terhadap zaman.

LIHAT JUGA :  Jadwal Bioskop Jepara Senin 24 Februari 2025, Film Anak Kunti Tayang Siang dan Sore Hari Ini, Horornya Mencekam

Mereka mencoba menanamkan nilai religius dan nasionalisme kepada generasi muda dengan pendekatan kreatif dan teknologi.

“Kami tidak ingin hanya menjadi pengajar, tetapi penggerak nilai kebaikan,” ujar Sigit dengan penuh keyakinan.

Coaching ini tidak sekadar pelatihan, tetapi ruang refleksi kolektif. Khamdan mendorong peserta untuk menyadari peran strategis ASN sebagai agen perubahan sosial dan moral bangsa.

Ia menegaskan bahwa nilai-nilai BerAKHLAK , akronim dari berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, harus diwujudkan dalam kerja sehari-hari.

“ASN yang ber-AKHLAK itu bukan yang paling pintar, tetapi yang paling berkomitmen untuk melayani dengan hati,” katanya.

Kegiatan coaching dirancang berlangsung selama tujuh pekan ke depan. Setiap pekan, peserta akan melakukan refleksi dan implementasi di unit kerja masing-masing.

Metode ini memastikan setiap peserta benar-benar mengalami proses transformasi yang terukur dan berkelanjutan. Pendampingan tidak berhenti di ruang virtual, tetapi diteruskan dalam bentuk mentoring kelompok.

Nur Prayitno dari MIN 11 Gunung Kidul mengaku sesi bersama Khamdan membuatnya lebih yakin akan makna profesinya.

LIHAT JUGA :  Detik-detik Kecelakaan Karambol Honda Jazz, Truk dan Kontainer di Tahunan Jepara, Kendaraan Ini Sampai Tergeser

“Kami tidak hanya belajar bagaimana mengajar, tetapi bagaimana melayani dengan hati,” ujarnya.

Penguatan nilai spiritual dan sosial menjadi ciri khas pembelajaran ini, yang memadukan pendekatan keagamaan dengan spirit birokrasi yang berintegritas.

Dalam suasana yang sarat inspirasi, Khamdan menutup sesi dengan pesan mendalam:

“Jadilah ASN yang menebar kemanfaatan, bukan sekadar menjalankan rutinitas. Karena bangsa ini tidak hanya butuh birokrat, tetapi pembina moral yang menggerakkan perubahan.”

Pesan itu disambut dengan tepuk tangan peserta, seolah meneguhkan tekad bersama untuk menjadi bagian dari perubahan yang bermakna.

Dari ruang virtual pelatihan, sinar optimisme itu memancar. Coaching aktualisasi ini bukan hanya tentang metode pelatihan, tetapi perjalanan spiritual dan profesional menuju ASN yang berintegritas.

Di tangan para guru dan penyuluh muda inilah, semangat BerAKHLAK diharapkan tumbuh menjadi budaya kerja yang menyala, menyinari ruang pelayanan publik dengan ketulusan dan keikhlasan yang nyata. (*)