Bayang-bayang Megawati-PDIP vs Jokowi-Prabowo di Pilkada Jateng 2024, Generasi Milenial dan Zilenial Adalah Kunci?

Ilustrasi Bakal Paslon Poros Ketiga Pilkada Jepara 2024
Ilustrasi Sosok pemenang Pilkada Jateng 2024

Analis: Dr M Kholidul Adib, MSi*

HALO JEPARA – Pilkada Jateng 2024 diramaikan oleh persaingan dua paslon yaitu Ahmad Luthfi – Taj Yasin yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PSI, PKB, PPP, Partai Nasdem dan Partai Demokrat serta paslon yang diusung PDI Perjuangan yaitu Andika Perkasa – Hendrar Prihadi.

Kedua paslon sudah mendaftarkan ke KPU pada akhir Agustus 2024. Hingga sekarang (pertengahan September), kedua paslon sudah mulai gencar melakukan sosialisasi dengan memasang baliho di berbagai tempat strategis, melakukan konsolidasi dengan memperkuatkan mesin partai maupun melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh agama dan ormas serta berbagai komunitas/elemen masyarakat.

Kemenangan pilkada ditentukan oleh banyak faktor di antaranya kekuatan figur (track record, visi misi program dan kepercayaan masyarakat dan ini yang dominan), faktor dukungan relawan dari berbagai komunitas dan lapisan masyarakat serta support logistik yang memadai.

Tak kalah pentingnya faktor mesin politik yang massif serta dapat bekerja hingga tingkat bawah. Kandidat yang didukung oleh banyak partai tapi kalau mesin politiknya tidak bekerja maka akan stagnan.

Dari sisi figur, Pasangan Andika – Hendrar Prihadi yang diusung PDIP adalah pasangan satu warna (PDIP) atau sama-sama nasionalis.

Memang PDIP pernah punya sejarah gemilang saat berhasil memenangkan Pilgub Jateng tahun 2013 dengan mengusung kadernya sendiri yaitu Ganjar Pranowo- Heru Sudjatmoko. Kesuksesan menduetkan sesama kader sendiri itu rupanya ingin diulang PDIP dalam Pilgub Jateng 2024.

Wajar jika akhirnya usai mendaftar ke KPU, mesin politik PDIP di Jateng langsung dipanaskan hingga di akar rumput. Tak bisa dipungkiri, jika PDIP memang partai pemenang Pileg 2024 di Jawa Tengah dan juga pemenang mayoritas pileg di tingkat kabupaten/kota di provinsi ini. Jika merujuk data ini, wajar jika PDIP yakin Jateng masih menjadi kandang banteng.

LIHAT JUGA :  Kulakan Bahan Visi Misi, Gus Nung Dititipi Masalah Akses Jalan Hingga Tunjangan Guru TPQ di Karimunjawa

Selain mengandalkan kerja mesin politik partai, Andika Perkasa – Hendrar Prihadi juga mengandalkan sejumlah relawan dan dukungan tokoh atau komunitas di luar partai termasuk dari kalangan NU dan Muhammadiyah.

Langkah ini memang harus dilakukan. Sebab karena Andika-Hendi merupakan sesama kader PDIP atau sama-sama dari kalangan nasionalis, maka untuk bisa menang, mereka harus bisa masuk ke kalangan santri terutama masuk ke kalangan NU dan Muhammadiyah.

Di sisi yang lain, paslon Ahmad Luthfi – Taj Yasin yang diusung oleh KIM Plus adalah  kombinasi Nasionalis – Agamis. Demikian juga dengan partai-partai yang tergabung dalam poros KIM Plus yang mengusung Ahmad Luthfi – Taj Yasin juga menunjukkan warna yang beraneka ragam.

Partai-partai KIM Plus juga sudah mulai memanaskan mesin politiknya, selain juga mengandalkan gerakan relawan yang gerakannya kian gencar. Kolaborasi gerakan partai dan relawan ini akan menjadi kekuatan dahsyat bagi Luthfi-Taj Yasin.

Untuk urusan logistik, tentu kedua paslon ini bisa dibilang memadai walau publik tidak tahu berapa besar “amunisi” yang sudah disiapkan.

Oleh karena itu, hingga hari ini kompetisi Pilgub Jateng 2024 bisa dikatakan hampir berimbang karena mesin politiknya juga sama-sama sudah mulai memanas.

Di atas kertas pasangan Ahmad Lutfi – Taj Yasin memang lebih unggul karena lebih besar dukungan elektoralnya. Meski begitu, Ahmad Luthfi – Taj Yasin tidak boleh terlalu percaya diri, sebab kalau sampai lengah justru bisa jadi Andika Perkasa – Hendrar Prihadi dan pendukungnya bisa membuat gerakan yang dahsyat dan mengejutkan agar bisa menjadi pemenang Pilgub Jateng 2024.

LIHAT JUGA :  Ahmad Luthfi Nyoblos di Solo dekat TPS Jokowi, Yasin di Rembang, Andika-Hendi di TPS Ganjar Pranowo Saat Pilpres 2024

Peta pilgub Jateng 2024 adalah gambaran turunan peta politik nasional saat ini dimana partai-partai KIM plus adalah pendukung Presiden Jokowi dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Sedang kubu lainnya adalah Megawati dengan PDI Perjuangan.

Andika Perkasa – Hendrar Prihadi adalah kandidat yang diusung oleh PDI Perjuangan yang dipimpih oleh Megawati, sedangkan Ahmad Luthfi – Taj Yasin yang diusung KIM Plus adalah besutan Jokowi dan Prabowo Subianto.

Oleh karena itu situasi politik nasional juga akan berdampak ke daerah khususnya di Pilgub Jateng 2024. Elit-elit politik nasional pasti akan terjun ke Jawa Tengah untuk mendukung jagonya masing-masing.

Perkembangan peta politik nasional juga ada pengaruhnya di Jawa Tengah.Menarik mencermati hasil survei Kanigoro Network pekan lalu, khususnya untuk kategori Kelompok Zilenial (gen Z) dan milenial yang lebih cenderung memilih Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dengan elektabilitas 56,2%. Sedangkan yang memilih Luthfi-Taj Yasin sebesar 43,8%.

Pertanyaannya, mengapa di mata Gen Z dan milenial pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi lebih punya daya tarik sehingga mempunyai elektabilitas 62,2%. Sedangkan pasangan Luthfi – Taj Yasin hanya 43,8%?

Generasi z (zilenial) adalah mereka yang lahir pada tahun 1997 – 2012 yang pada tahun 2024 sekarang usia antara 12- 27 tahun. Mereka sekarang masih menjadi pelajar dan mahasiswa, namun ada juga yang sudah lulus kuliah dan bahkan mulai membangun rumah tangga. Selain itu, ada juga yang dalam proses memulai mencari atau memasuki dunia kerja.

Generasi ini juga diwakili oleh kalangan mahasiswa yang bulan lalu melakukan demonstrasi mengkritik cawe-cawe Presiden Jokowi terhadap putusan MK nomor 60 dan 70 tahun 2024 tentang syarat pendaftaran calon kepala daerah. Kelompok ini dalam demonstrasinya bulan lalu juga menilai Presiden Jokowi lebih sibuk memikirkan karir politik anak-anaknya.

LIHAT JUGA :  Poros Ketiga dan Pengurangan Kerawanan Konflik Pilkada Jepara 2024

Sedangkan generasi milenial adalah mereka yang lahir tahun 1981 – 1996 yang sekarang usia 28 – 43 tahun yang rata-rata sudah menikah dan mulai bekerja dan lebih matang dengan segala bentuk realitas yang dihadapi.

Namun sebagian besar kedua generasi ini sama-sama mengalami gejolak batin dan ada yang sampai level yang kecemasan tinggi terhadap masa depan mereka yang belum jelas sehingga memuncak muncul rasa kecewa kepada pemerintah Jokowi yang dinilai belum bisa menyejahterakan mereka dan belum dapat menjamin adanya lapangan kerja atau jaminan masa depan hidup mereka yang lebih baik setelah pandemi Covid-19.

Mereka beranggapan Presiden Jokowi kurang memikirkan lapangan kerja buat mereka. Bahkan menurut mereka Jokowi lebih sibuk memikirkan karir politik keluarga (anak/menantu) dan kroni-kroninya. Setidaknya suara-suara itu yang kita dengar dari demonstrasi besar-besaan mereka bulan lalu.

Kalau dikaitkan dengan Pilgub Jateng, generasi milenial dan zilenial melihat sosok Andika Perkasa – Hendrar Prihadi sebagai pihak di luar Presiden Jokowi sehingga diharapkan dapat menjadi tempat menaruh harapan agar paslon ini dapat memberikan solusi atas persoalan yang mereka hadapi.

Sedangkan pasangan Luthfi – Taj Yasin dianggap bagian dari rezim Jokowi. Oleh karena itu, jika ingin memenangkan Pilgub Jateng 2024, keduanya harus mampu menjawab kegelisahan, tantangan dan sekaligus memberikan solusi yang dibutuhkan generasi milenial dan zilenial.

*Ketua Perkumpulan REKSOBHUMI Jawa Tengah