HALO JEPARA- Disparbud Jepara gali kekayaan seni dan budaya khas Kota Ukir. Salah satu caranya dengan menggelar Lomba Karya Tulis Ilmiah dengan tema Warisan Budaya Jepara Mengindonesia Tahun 2024.
Lewat upaya ini, diharapkan tak hanya bisa menumbuhkan kecintaan pelajar terhadap Obyek Pemajuan Kebudayaan yang dimiliki daerah namun juga muncul data seni budaya dan kearifan lokal asal Jepara yang bisa diusulkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
LKTI ini diikuti 27 pelajar SMA/Sederajat baik negeri maupun swasta di Jepara. Namun yang melaju ke babak final hanya 10 finalis.
Para finalis melakukan presentasi hasil penelitian dan tulisannya di hadapan dewan juri yang digelar ini di aula Museum RA Kartini. Kegiatan ini dibuka oleh Kabid Kebudayaan Disparbud, Agus Wibowo, Selasa (12/11/2024).
Dewan juri babak final ini adalah Hadi Priyanto (ketua, penulis dan budayawan Jepara) dan dua orang anggota Muhammad Olies (Tribun Jateng) dan Lia Supardianik (Kepala Museum Kartini Jepara)
Kabid Kebudayaan Disparbud Jepara Agus Wibowo saat membuka acara tersebut mengungkapkan, Jepara sebagai kota yang cukup tua memiliki obyek pemajuan kebudayaan yang sangat banyak.
“Bahkan 9 obyek telah menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia mulai lomban, perang obor Tegalsambi, Jembul Tulakan, Barikan Kubro Karimunjawa hingga Macan Kurung” ujarnya.
Kendati demikian Agus Wibowo meyakini, di berbagai pelosok desa masih banyak kearifan lokal yang belum diketahui oleh pemerintah.
“Karena itu melalui lomba seperti ini diharapkan akan memunculkan obyek budaya yang memiliki nuansa kekhasan daerah,” ujar Agus Wibowo.
Ia juga mengapresiasi para peserta lomba karya tulis ilmiah, utamanya yang masuk babak final.
“Apa yang kalian lakukan adalah wujud rasa cinta pada budaya dan kearifan lokal Jepara,” pungkasnya.
Sedangkan juara Lomba Karya Tulis Ilmiah dengan tema Warisan Budaya Jepara Mengindonesia Tahun 2024 adalah Melvina Lutfiyah dari MA NU Mustaqim Bugel, Kedung, juara II Vina Salma Saputri SMA Islam Sultan Agung dan juara III Bintang Azura dari SMAN 1 Tahunan.
Selain mendapatkan piagam, para pemenang juga mendapatkan uang pembinaan. Mereka juga berhak diikutkan dalam lomba serupa tingkat Provinsi Jawa Tengah.
“Tak hanya pemenang juara 1 saja, para finalis lainnya juga punya kesempatan tampil di provinsi,” tandasnya. (*)