HALO JEPARA- Salju menutupi padang pasir Arab Saudi, persisnya di kawasan Al Jawf. Fenomena langka ini diyakini baru terjadi untuk pertama kalinya.
Sebelumnya, kawasan bagian utara Arab Saudi ini merupakan daerah padang pasir yang gersang.
Namun hujan lebat dan hujan es yang signifikan telah mengguyur kawasan itu selama beberapa pekan terakhir.
Kini, salju dingin menyelimuti daerah yang biasanya gersang ini. Demikian dilaporkan Saudi Press Agency.
Pergeseran iklim ini telah membuat lanskap wilayah Al Jawf hampir tidak dapat dikenali lagi, tulis weather.com.
Namun bagaimana salju bisa turun di gurun? Apa yang memicu fenomena cuaca tak terduga ini?
Berikut ulasannya seperti dikutip dari First Post.
Dulu bukit pasir gersang kini berselimut salju putih
Arab Saudi telah mengalami cuaca yang tidak biasa sejak beberapa minggu terakhir.
Pada akhir Oktober, hujan lebat disertai hujan es dalam jumlah besar melanda sebagian wilayah Al-Jawf, Riyadh, dan wilayah Mekkah.
Cuaca aneh ini juga memengaruhi wilayah Asir, Tabuk, dan Al Bahah, menurut laporan Watchers.news.
Pada Senin (4/11/2024), salju turun di wilayah pegunungan Al-Jawf, mengejutkan penduduk setempat.
Salju dan es menutupi wilayah Al-Jawf Arab Saudi
Video dan gambar-gambar Al-Jawf yang bersalju beredar di media sosial.
Gambar-gambar itu menunjukkan tumpukan batu es yang cukup tebal hingga menutupi jalan dan lembah.
Beberapa pengguna media sosial bahkan mengklaim bahwa badai ini telah menyebabkan terbentuknya air terjun dan sungai es di wilayah tersebut.
Mengapa turun salju?
Pusat Meteorologi Nasional UEA (NCM) menyatakan bahwa fenomena hujan es yang tidak biasa ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang bergerak dari Laut Arab menuju Oman.
Pola cuaca ini membawa udara lembap ke wilayah yang biasanya kering, sehingga memicu badai petir, hujan es, dan hujan di seluruh Arab Saudi dan negara tetangga Uni Emirat Arab (UEA).
Menurut Khaleej Times, NCM telah mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan badai petir di sebagian besar wilayah Al-Jawf.
Prakiraan cuaca juga mencakup potensi hujan lebat dan hujan es lebih lanjut, yang dapat mengganggu jarak pandang.
Selain itu, angin kencang diperkirakan akan menyertai badai ini.
Mengingat perkembangan ini, Direktorat Jenderal Pertahanan Sipil (DGCD) Kerajaan dan NCM telah menyarankan penduduk untuk mengambil tindakan pencegahan guna memastikan keselamatan mereka.
Apakah salju biasa turun di gurun?
Salju di Arab Saudi memang jarang terjadi, tetapi bukan berarti tidak pernah terjadi.
Beberapa tahun lalu, sebuah kota di gurun Sahara, yang terkenal dengan suhu panasnya yang sering kali melampaui 58 derajat Celsius, mengalami penurunan suhu drastis hingga -2 derajat Celsius, yang mengakibatkan turunnya salju secara tiba-tiba.
Fenomena ini sering dikaitkan dengan dampak perubahan iklim yang lebih luas.
Menurut World Bank, Asia Barat adalah salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Proyeksi menunjukkan peningkatan suhu rata-rata yang dapat memicu pola cuaca yang semakin tidak menentu dan ekstrem.
Para ahli juga berpendapat bahwa peristiwa cuaca yang tidak biasa seperti salju di gurun menjadi lebih sering terjadi akibat perubahan kondisi atmosfer yang disebabkan oleh perubahan iklim global.
Awal tahun ini, Riyadh, ibu kota Arab Saudi, dilanda banjir parah setelah hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Gambar-gambar memperlihatkan mobil-mobil tersapu oleh banjir besar tersebut.
Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah insiden banjir serupa di Dubai.
Dengan semakin seringnya anomali cuaca ini, negara-negara Teluk perlu mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta strategi yang lebih kuat untuk mengatasi dan mengurangi dampak dari cuaca ekstrem akibat perubahan iklim.
Sungai, lembah, dan aliran air—yang biasanya kering—kini mengalir lagi. Namun, turunnya salju yang jarang terjadi ini bukannya tanpa konsekuensi. Badai petir yang kuat, angin kencang, dan hujan es diperkirakan akan terus berlanjut. Fenomena ini berpotensi menyebabkan penundaan perjalanan, jarak pandang yang buruk, dan gangguan lebih lanjut pada kehidupan sehari-hari.
Munculnya salju di utara Saudi tersebut kembali dikaitkan dengan tanda-tanda hari kiamat. Beberapa waktu lalu, Syekh Saud Al Syuraim, Imam Masjidil Haram di Makkah menjelaskan, turunnya salju di Arab Saudi yang kerap terjadi adalah salah satu bukti dari tanda-tanda hari kiamat yang dijelaskan Islam, dilansir dari Tuniscope.
Atas kondisi ini, Imam Masjidil Haram di Makkah tersebut juga mengatakan dalam sebuah postingan di akun pribadinya mengingatkan seluruh umat Islam akan munculnya tanda baru Hari Kiamat sehingga seseorang mungkin belajar dan berupaya untuk mempersiapkan hari ini. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَعُودَ أَرْضُ الْعَرَبِ مُرُوجاً وَأَنْهَاراً وَحَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ وَحَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ
“Kiamat tidak akan terjadi hingga wilayah Arab kembali menjadi tanah yang subur banyak padang hijau dan sungai-sungai. Hingga orang yang melakukan safar antara Iraq dan Makkah, tidak ada yang ditakuti selain kegelapan di jalan. Dan tidak muncul kiamat sampai terjadi banyak pembunuhan,” (HR. Ahmad).
“Mahasuci Allah, tanda-tanda ini adalah di antara tanda-tanda kenabian dan di antara tanda-tanda Hari kiamat kecil. Salju yang menutupi gurun Arab Saudi merupakan salah satu fenomena langka yang terjadi di Arab Saudi,” kata Syekh Saud. (*)
Artikel diolah dari berbagai sumber