Pemilih Gen Z dan Milenial Pilkada Jepara Capai 521.264 Jiwa, Ini Harapan PWI – KPU

Puluhan pelajar mengikuti kegiatan sosialisasi literasi digital yang diadakan PWI dan KPU Kabupaten Jepara, Jumat (25/10/2024).
Puluhan pelajar mengikuti kegiatan sosialisasi literasi digital yang diadakan PWI dan KPU Kabupaten Jepara, Jumat (25/10/2024).

 

HALO JEPARA – Pemilih kategori Gen Z dan Milenial di Pilkada Jepara 2024 capai 521.264 jiwa atau 57 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kota Ukir. Besaran angka pemilih dari kalangan anak muda itu dinilai punya peran strategis dalam hajatan demokrasi lima tahunan di Kota Ukir.

Hal itu mengemuka saat kegiatan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih bertajuk “Literasi Media Kepada Pemilih Pemula di Tengah Tahapan Pilkada 2024” di Gedung Shima Kompleks Setda Jepara, Jumat (25/10/2024).

Kegiatan itu hasil kolaborasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan KPU Kabupaten Jepara.

Sekretaris PWI Kabupaten Jepara, Septina Nafiyanti mengajak agar generasi Z dan milenial bisa aktif mengisi beranda media sosial mereka dengan kampanye-kampanye positif terkait pilkada. Langkah itu diharapkan bisa memantik teman sebayanya tertarik untuk juga aktif dalam pesta demokrasi ini.

LIHAT JUGA :  Machiavelli, Politik Identitas vs Politik Kebangsaan di Pilkada Jepara 2024

“Kami harap gen Z dan milenial bisa aktif. Yang juga penting adalah nanti 27 November 2024 nyoblos ke TPS (Tempat Pemungutan Suara). Gunakan hak memilih dengan tepat,” kata Septina.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara, Muhammadun menyebutkan, pemilih dari kalangan gen Z dan milenial Jepara jumlahnya mendominasi. Dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 919.276 orang, sebanyak 24 persen atau 216.861 pemilih adalah Gen Z. Sementara generasi milenial sebanyak 33 persen atau 304.403 pemilih.

Bagi Muhammadun, angka itu sangat tinggi. Dominasi itu juga mestinya mengarah kepada perbaikan demokrasi.

“Gen Z dan milenial adalah harapan untuk masa depan. Untuk itu kita harus memastikan generasi ini memilih dengan tepat di Pilkada,” ujar Muhammadun.

LIHAT JUGA :  Klenik Uang Gaib dan Money Politics, Bumbu-bumbu Penyedap Ini Pengaruhi Hasil Pilkada 2024?

Untuk itu, pihaknya mengajak agar gen Z dan milenial terjebak pada politik uang. Dia berharap agar terjadi pemotongan generasi politik uang.

Berdasarkan survei yang dilakukan sebuah lembaga riset, salah satu kelemahan Gen Z adalah mudah atau rawan dipolitisir. Mereka masih mudah untuk digiring oleh generasi di atasnya.

Muhammadun mendorong Gen Z memilih calon kepala daerah berdasarkan visi-misi, program kerja dan latar belakang setiap calon.

Menurut Muhammadun, informasi terkait pilkada atau paslon sangat mudah diakses melalui berbagai platform media. Baik media sosial maupun media massa.

“Kita memilih harus rasional, berbasis pengetahuan dan kesadaran utuh. Tidak karena uang atau fanatisme berlebihan,” tutur Muhammadun.