HALO JEPARA– Lima parpol nonparlemen di Kabupaten Jepara mendorong lahirnya poros ketiga di Pilkada Jepara 2024.
Langkah ini dicetuskan seusai terbitnya Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas pencalonan Pilkada Serentak 2024.
Lima parpol itu adalah Partai Perindo, Gelora, Partai Ummat, PBB dan Partai Garuda. Ada satu parpol nonparlemen lagi yang dikabarkan juga ikut bergabung dalam barisan ini.
Ketua Partai Perindo Kabupaten Jepara Masrikan mengatakan pihaknya dan parpol nonparlemen lainnya memang berinisiatif menggalang dukungan lahirnya poros ketiga di Pilkada Jepara 2024.
Selain menawarkan paslon alternatif, kehadiran poros ketiga diyakini juga bisa mengurangi ketegangan dan polarisasi jika Pilkada Jepara 2024 hanya diikuti dua paslon saja.
Saat ini, sudah ada dua bakal paslon saja yang siap mendaftar sebagai peserta Pilkada Jepara 2024.
Yakni Witiarso Utomo – M Ibnu Hajar yang diusung koalisi gemuk gabungan parpol seperti Partai Gerindra, PDIP, PPP, PAN, Demokrat, Golkar dan juga PKS. Meskipun untuk PKS hingga berita ini diturunkan belum secara resmi menyerahkan B1 KWK kepada Wiwit – Hajar.
Bakal paslon lainnya yakni KH Nuruddin Amin – M Iqbal yang diusung gabungan parpol, PKB dan Nasdem.
“Saat putusan MK dibacakan kita langsung bergerak, langkah kita juga direstui DPP. Makanya kita jadi tambah semangat, soal hasil akhirnya seperti apa yang penting kita ikhtiar saja dulu. Tapi yang pasti sekarang sudah ada lima B1 KWK dari lima parpol nonparlemen, insyaallah tambah lagi,” kata Masrikan kepada wartawan, Selasa (27/8/2024).
Ketua DPD Partai Gelora Kabupaten Jepara Susanto mengakui jika ditotal suara gabungan parpol nonparlemen memang belum cukup untuk mengusung bakal paslon sendiri. Oleh karena itu pihaknya ingin PKS bisa ikut gabung di barisan calon poros ketiga ini. Jika positif bergabung, PKS bahkan malah bisa menjadi pemimpin koalisi poros ketiga ini.
“Kita dengar PKS mau dilepas Wiwit – Hajar, makanya tambah semangat. Semoga poros ketiga benar-benar bisa terbentuk. Ini penting agar Pilkada Jepara 2024 tidak gontok-gontokan karena hanya dua paslon. Kalau PKS gabung kita sudah mencapai 7,52 persen, jadi sudah melebihi ambang batas pencalonan,” jelasnya.
Disinggung soal bakal paslon yang diusung gabungan parpol nonparlemen, Susanto mengatakan pihaknya mengusung pengusaha muda yang juga notaris kenamaan di Jepara Farisal Adib. Menurutnya sosok Kaji Adib, panggilan akrab Farisal Adib bisa menjadi paslon alternatif yang bisa diterima berbagai kalangan di Kota Ukir.
“Soal bakal calon wakilnya kita serahkan kepada Kaji Adib,” ujarnya.
Sementara itu, saat dimintai tanggapan soal munculnya poros ketiga, pengamat politik di Jepara Dr Muh Khamdan mengatakan partai nonparlemen memang harus menyambut putusan MK yang memberi kesempatan parpol yang tak punya kursi di DPRD Jepara mengusung bakal paslon sendiri.
Hanya saja meski bisa menjadi satu kekuatan baru, namun poros ketiga ini terbentur raihan suara sah yang belum mencapai 7,5 persen.
“Tinggal bakal paslon yang diusung parpol nonparlemen bisa tidak meyakinkan agar ada tambahan suara sehingga bisa mencapai 7,5 persen. Kalau bisa tambah 1 parpol parlemen sudah bisa mendaftar ke KPU Jepara. Yang pasti kesempatan itu masih sangat terbuka karena pendaftaran bakal paslon belum ditutup,” tandasnya. (*)